tag:blogger.com,1999:blog-20991235269258742452024-03-20T03:01:43.034-07:00Gurat Pena Anna BerkaryaAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/00750617149441161687noreply@blogger.comBlogger12125tag:blogger.com,1999:blog-2099123526925874245.post-30474984362860812092015-05-16T06:58:00.001-07:002015-05-16T06:58:00.056-07:00Janji Hujan (Cerita Bersambung eps 3)<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Lucida Handwriting"; font-size: 16.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Episode 3<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Kuhempaskan tubuhku keras-keras
diatas kasur tempat tidurku. Kubiarkan kakiku yang panjang menjuntai kebawah
hampir mengenai lantai keramik berukir bunga mawar disetiap sudutnya senada
dengan seprai lembut bebungaan berwarna
biru muda dan bantal-bantal besar bermotif serupa. Aku menyukai bunga. Amat dan
sangat. Bagiku bunga adalah simbol keindahan. Segundah apapun perasaanku,
ketika menatap sekuntum bunga maka rasa hangat menjalar keseluruh tubuhku
seketika. Menentramkan. Tak heran ruang petak berukuran 4x4m ini penuh dengan
nuansa bunga. Mawar merah yang tersusun apik dalam vas bening di atas meja
belajar di sudut ruangan, ornamen lampu hias berbentuk bunga, bahkan keset
kakipun bermotif bunga namun yang paling mencolok diantara semua adalah lukisan
besar bunga tulip berwarna-warni yang tergantung manis di dinding yang
berhadapan langsung dengan tempat tidur. Sengaja kuletakan sedemikian rupa agar
ketika aku membuka mata lukisan bunga itulah yang pertama kali kusapa. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku membuka-tutup
mataku beberapa kali,mengerjap-kerjap. Aneh, sudah lewat pukul 11 malam tapi
mataku tak kunjung lelah. Mungkinkah karena buncah rasa gembira bertemu
dengannya? Lelaki misterius yang secara tiba-tiba hilang dan muncul
dikehidupanku. Plakkk.. tiba-tiba aku refleks menepuk keningku keras-keras.
Amiraaaa!!! kenapa bisa lupa lupa sih? Kenapa bisa lupa menanyakan namanya!!!!
Entah terlalu senang atau nyaman pertemuan selama tiga jam itu (dengan terpaksa
meninggalkan Kinan sendirian) membuatku lupa untuk mengutarakan hal penting
yang seharusnya pertama kali kutanyakan: NAMA. Arrrgggghhhhhh! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Masih teringat dengan
jelas senyumnya yang menawan memperlihatkan deretan giginya putihnya yang
tersusun rapi. Alisnya yang tebal. Hidungnya yang mancung. Serta matanya yang
kecoklatan membuatnya begitu tampan. Tapi bagaimana mungkin aku bisa terbuai
hingga lupa akan hal penting darinya?? Karena terlalu lelah merutuki diri
sendiri, akupun jatuh terlelap. Semoga pagi menawarkan jawaban atas setiap
harapan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">....................................................................................................................................................<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Mentari bersinar hangat, semburat
cahaya kuning keemasan memancarkan berjuta pesona. Awan-awan putih berarak
malu-malu. Burung-burung terbang bergerombol membentuk suatu formasi indah. Di
kejauhan nampak ibu-ibu berseragam olahraga memadati jalan perumahan. Ketukan
sepatu kets menapak aspal menimbulkan bunyi <i>tap
tap tap</i> yang seirama. Ibu berbadan tinggi berambut hitam panjang yang
dikuncir memimpin rombongan didepan sambil tak henti berucap <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Satu..dua..satu..duaa..ayo
ibu-ibu yang kompak. Semangat yaa bu. Jangan lupa tangannya sambil di
gerak-gerakkan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Di belakangnya ibu-ibu yang lain berbaris
memanjang ular seperti terhipnotis melakukan instruksi yang diberikan dengan
patuh. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku tersenyum
melihatnya dari atas balkon rumah. Seperti biasa, minggu pagi perumahan
tempatku tinggal selalu ramai oleh aktivitas olahraga. Mulai dari lari pagi,
jalan sehat, bersepeda hingga senam sudah menjadi ritual yang tak terlewatkan.
Namun pagi ini aku akan menanggalkan ritual itu semua karena satu hal penting
yang harus kulakukan. <i>Mengejar.</i> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">.....................................................................................................................................................<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Bus yang saat ini ku tumpangi tidak
terlalu sesak. Aku memilih tempat duduk di dekat jendela agar dapat menikmati
perjalanan. Jika kalian bertanya hal bodoh apa yang sedang kulakukan. Maka aku
hanya bisa menjawab <i>mengejar</i>. Hey,
tolong jangan selalu berasumsi bahwa mengejar itu hal yang memalukan. Apalagi
dilakukan oleh wanita. Why not? Selama <i>mengejar
</i>yang kita lakukan tidak melebihi batasan. Masih dalam taraf wajar. Tidak
berlebihan. Bukankah lebih baik daripada hanya duduk diam dan menunggu? Oke
kalian benar aku hanya mencari pembenaran. <i>Come
one</i>, aku juga lelah berdebat dengan diriku sendiri. Setelah beribu kali
kupertimbangkan dan beribu kali pula aku meyakinkan diriku sendiri atas apa
yang akan kulakukan akhirnya disinilah aku berada. Di dalam bus berkapasitas 40
penumpang dan tentu saja tujuanku adalah menemuinya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Jarak antara kotaku dan tempat
tinggalnya tidak terlalu jauh sekitar satu setengah jam menggunakan bus setelah
itu turun di terminal berlanjut dengan ojek selama 15 menit. Aku masih hapal
jalan di daerahnya karena kebetulan rumah nenekku berada disana. Sudah tentu
aku beralasan mengunjungi rumah nenek agar diperbolehkan ibuku. Tapi tenang,
aku memang akan menginap dirumah nenek untuk beberapa hari. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">.....................................................................................................................................................<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Suasana disini mengingatkanku pada
desa tempat nenekku tinggal. Bilik kayu, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">angklung,
sawah hijau. Bahkan suara gemericik air disini hampir serupa dengan aliran
sungai yang berkelok disana.” Aku menerawang sambil tersenyum.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Benarkah? Aku juga anak pedesaan.
Kapan-kapan berkunjunglah kedesaku. Aku akan memamerkan sejuta pesona dari
ujung hingga ujung yang tak pernah kau lupakan.” Ia menegerling sambil
tangannya menggurat sesuatu pada kertas. Lalu menyerahkannya padaku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Aku membelalak kaget. “Ini alamat
tinggal kamu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ia
tersenyum lagi seperti tahu apa yang ada dipikiranku. Benar, dia tinggal di
desa yang sama dengan nenekku. Lalu kami menghabiskan waktu tiga jam di cafe
untuk bertukar cerita. Mungkin lebih tepatnya aku yang berbicara banyak hal,
sedang dia banyak tersenyum dan sesekali tertawa terbahak. Baru kali ini aku
cepat akrab dengan orang asing, entahlah aku merasa sangat nyaman berada
bersamanya seperti bersama dengan seseorang yang telah lama ku kenal. Hingga waktu
bergulir begitu saja tanpa terasa. Kami berpisah di depan cafe. Masih melempar
senyum hingga taksi yang kutumpangi menghilang di kelok jalan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">.....................................................................................................................................................<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bimmmmm...bimmmmm..bimm..<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Suara klakson bis membuyarkan
lamunanku. Aku mengintip dari balik jendela mencoba mencari tahu muasal
kegaduhan yang terjadi. Puluhan kambing berjejer membentuk barisan horisontal
memanjang di depan laju bus. Diluar sana padang ilalang nan hijau terhampar
sejauh mata memandang. Menandakan sudah semakin dekat dengan tempat
pemberhentian bus terakhir. Aku tersenyum melihat kambing-kambing itu kebingungan
karena sopir bus membunyikan klakson berulang kali dengan gemas. Beruntung bapak
gembala segera muncul menggiring kambing-kambing itu untuk segera menepi. Aku segera
bersiap, memasukkan buku yang sedari tadi digenggamanku kedalam tas. Akhirnya bus
memasuki gerbang terminal, mengumumkan kepada penumpang untuk bersiap turun. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Aku menuruni tangga bus dengan
hati-hati, semilir angin pedesaan memainkan anak rambutku yang menjuntai di
kening. Kuhirup udara dalam-dalam lalu kehempaskan perlahan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Wahai
tuan yang belum kuketahui namanya, aku sudah tiba.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> (Bersambung...)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">.....................................................................................................................................................<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00750617149441161687noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2099123526925874245.post-19796522646752622832015-04-21T09:49:00.000-07:002015-04-21T09:49:58.495-07:00<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCsS4VtVOXIMmsjGX30-1bvS65CJaxCThd56doyZrf8DzRsVJWfkAnuCTbi8H5nSjn4BIodqGpwEW82wXirXVHvCSjIn52gvHai22wJJ7kWL1YwIMQWjwgfiKOBgYhS50hNhbc0B6OkGNH/s1600/dear-dad.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCsS4VtVOXIMmsjGX30-1bvS65CJaxCThd56doyZrf8DzRsVJWfkAnuCTbi8H5nSjn4BIodqGpwEW82wXirXVHvCSjIn52gvHai22wJJ7kWL1YwIMQWjwgfiKOBgYhS50hNhbc0B6OkGNH/s1600/dear-dad.jpeg" height="320" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><b><i>Dear Dad,<o:p></o:p></i></b></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><b><i>By your little daughter</i></b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> </span><br />
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Untuk Ayah,</span><br />
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> Hujan merinai tenang perlahan, gemericik bunyi retasan menyentuh bibir
genting seperti alunan <i>nina-bobo</i> yang
dahulu kerap kudengarkan darimu, Ayah. Seperti biasa, aku ingin mengucapkan kata
yang mungkin sudah bosan kau dengar, namun bagiku tak pernah pudar, Ayah aku
merindukanmu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Ayah, tahukah kau hal yang paling membuatku cemburu di dunia? Bukan saat
melihat sepasang kekasih yang begitu mesra, bukan pula tentang pengantin yang
dimabuk asmara. Melainkan melihat sebuah keluarga utuh, dimana sang anak tengah
didekap kedua orang tuanya. Mereka berangkulan, saling berbisik, melempar
canda. Melihat tawa lepas sang anak, adalah maha karya sebuah keagungan cinta. Maka
aku mohon jangan salahkan aku Ayah jika aku iri. Aku cemburu. Bahkan bibir ini
bergetar. Sebab kita hanya bertemu malam-kala mataku terpejam. Sebab hanya bayangmu
yang memeluku dalam ingauan panjang. Desah </span><span style="line-height: 24px;">napas</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"> tertahan menelingkupku hingga
bulir-bulir bening menderas pada kedua sudut mata. Aku tidak seberuntung mereka yang bisa merasakan kasih ayahnya lebih lama. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> Teruntuk Ayahku, ada puluhan dongeng yang pernah kau ceritakan padaku dulu
ketika mataku sulit terpejam. Aku masih mengingatnya dengan baik, Ayah. Kau kisahkan
cerita kancil favoritku, berulang. Entahlah aku tidak pernah merasa bosan--meski
sudah kuhapal, bahkan selalu kutunggu penuh debar kegembiraan. Aku menyukai
caramu mendongeng, tak ada yang
melampaui keunikanmu. Bagiku kau adalah pendongeng terhebat sepanjang massa,
Ayah. Hingga sekarang, tak pernah lagi kudengar perihal kancil yang terkena jebakan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> Ayah, aku mencoba untuk menjadi wanita tangguh. Seperti Ibu. Benar Ayah,
tiada wanita yang lebih tegar dibanding seorang ibu yang merangkap menjadi
sosok penggantimu. Aku ingin seperti ibu yang sanggup bertahan dalam duka. Jarang
kulihat air mata menetas di pipinya. Dilipatnya segala tangis kesedihan itu
dalam-dalam. Mungkin hanya ia hamburkan di sepertiga malam. Namun sungguh sulit
kulakukan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> Aku mencari sosokmu pada lelaki yang kutemui. Pada mulanya aku
bahagia, namun perlahan kebahagiaan itu menguap dengan sendirinya. Aku sadar,
belum ada lelaki yang bisa mencintaiku sebesar cintamu padaku, Ayah. Oleh
karena itu, izinkan aku untuk tetap menyimpan namamu dalam lubuk hatiku, dalam
doa-doaku, serta dalam angan dan ingatku. <o:p></o:p></span></div>
<br />
Putrimu,<br />
yang mencintaimu tidak dengan sederhana.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00750617149441161687noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2099123526925874245.post-66973928423026957682014-10-20T02:24:00.005-07:002014-10-20T02:24:58.538-07:00
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: center; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Lucida Handwriting"; font-size: 20.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">JANJI HUJAN</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: center; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Lucida Handwriting"; line-height: 150%;"><span style="font-size: small;">(cerita bersambung eps. 2)</span></span><span style="font-family: "Lucida Handwriting"; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ada
dua waktu yang selalu kutunggu.</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Purnama,
dimana bulan membulat sempurna saat pancaran sinarnya begitu terang membuat
malam tak lagi kelam. Serta... hujan, dimana kali pertama kita dipertemukan
hingga keindahan purnama seakan tergantikan. </span></i></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Aku
sempurna terkejut ketika seorang pelayan lelaki berbadan tambun <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>memberiku secarik kertas berisikan sajak
tersebut. Aku mengedarkan pandangan disekelilingku. Rumah makan bergaya etnic
tempatku berada memang selalu ramai pengunjung terutama di malam hari.
Bilik-bilik kayu sebagai tempat menyantap hidangan dengan penyekat bambu-bambu
kecil menyuguhkan suasana tradisional serta alunan musik angklung yang begitu
merdu menjadi pelengkap daya pikat rumah makan ini, sebuah nuansa yang mengingatkanku
pada desa kelahiran ibuku. Namun sejauh mata memandang aku tak menemukan
seseorang yang kucari. </span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Amira,
kamu lagi nyari apa?” suara Kinan membuyarkan konsentrasiku.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Orang
yang ngirim kertas ini.” Sahutku sambil terus mengedarkan pandangan. </span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Duh
Miraaa...kenapa gak tanya sama mas yang tadi ngasih aja sih?”</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">God!
What a stupid I am! Kinan benar, kenapa gak tanya langsung sama pelayan yang
tadi sih? Amiraa..where’s your mind?? Dengan langkah seribu aku segera mencari
pelayan itu. Yes, akhirnya ketemu.Bukan perkara sulit untuk mencarinya, karena
tubuhnya yang relatif besar membuatnya mudah ditemukan meskipun berada ditengah
kerumunan. </span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Mas,
saya mau tanya siapa yang mengirimkan kertas ini?” aku mengulurkan kertas yang
sedari tadi tak lepas dari genggamanku. </span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Oh..itu
tadi dari seorang pria di meja nomor 75. Di lantai atas.” Jawabnya cepat karena
menahan beban makanan diatas nampan yang tengah dibawanya.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Okey..makasih
mas.” Tanpa menunggu aba-aba aku segera menuju ke lantai atas. Dari atas
terlihat jelas pemandangan dibawah. Meskipun aku sering ke rumah makan ini,
namun baru kali ini aku menginjakkan kakiku dilantai atas. Jika di lantai bawah
menyuguhkan alunan musik angklung serta ornamen-ornamen tradisional lainnya, di
lantai atas agak sedikit berbeda yaitu dengan gaya semi modern meskipun tetap
menggunakan rumah-rumah panggung <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>terbuat
dari kayu yang didesain lebih modern. Ruangan yang sangat luas dengan atap
langit yang menawan. Ditengah-tengah ruangan terdapat kolam air mancur yang
dihias dengan lampu kerlap-kerlip disetiap sudutnya membuat pancaran seribu
cahaya. Pada setiap rumah panggung terdapat lukisan penuh warna dan diatasnya
tergantung lampu-lampu kristal berukuran sedang. Suara gemericik air dan alunan
musik jazz menambah kesan romantis dimana kita juga bisa melihat kerlip bintang
di langit bebas. Aku tertegun. Ternyata begitu banyak keindahan yang telah
kulewatkan.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Plaakkk..Tanganku
refleks menepuk jidat. Amiraaaaaa....kenapa malah melamun, ingat pria nomor
75!! Akupun tergesa mencari meja nomor 75. Setelah mengitari seluruh ruangan
akhirnya aku mendapati meja yang terletak disudut ruangan. Dan demi apapun, ingin
rasanya teriak sekencang-kencangnya karena meja tersebut KOSONG. Aaarrrgghhh...Aku
mendengus sebal mencoba meredam amarah dengan menarik dapas dalam-dalam dan
menghembuskannya secara perlahan. Percaya atau tidak cara itu bisa mengurangi
emosi meskipun hanya satu koma sekian persen. Well, tapi patut dicoba kan?</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Belum reda rasa kesalku tiba-tiba ada
seseorang yang menepuk bahuku dari belakang. Karena masih terbawa emosi akupun
berbalik sambil memasang kuda-kuda dan mengepalkan kedua tanganku. </span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Weitssss...santai
aku bukan penjahat kok. Peace. Hehehe.” Seorang pria berbadan tinggi kekar
tengah berada di depanku meringis memamerkan jajaran giginya yang putih sambil
mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“eh...ehmmm
sorry.” Aku menundukkan kepalaku, salah tingkah karena melakukan hal bodoh.
Akupun mulai menggaruk-garuk rambutku yang tidak terasa gatal sambil terus merutuki
diriku sendiri dalam hati. Pria di depanku tertawa renyah. Akupun mendongakan
kepalaku berusaha menatapnya. Mataku terbelalak. Tuhan, ini bukan mimpi kan?!</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Ini
bukan mimpi.” Pria itu tersenyum simpul seperti bisa membaca pikiranku.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Ka..Kamu
bisa....” Lidahku tercekat.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Membaca
pikiran..tentu saja bisa.” Jawabnya cepat.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Really?????”
Jeritku tanpa kontrol. </span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pria
di depanku terkekeh. Aku hanya bisa mengernyitkan dahi sambil memandangnya
dengan takut. Karena melihat eksprsiku akhirnya dia berusaha menghentikan
tawanya.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Ehm..sorry
aku kelepasan. Jadi kamu pikir aku benar-benar bisa membaca pikiran orang?”</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku
hanya mengangguk-ngangguk sambil menatapnya serius.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Kamu
tahu, hal itu hanya ada di film ataupun cerita-cerita fiksi lainnya. Tentu saja
tidak, aku hanya asal menebak. Dan tebakanku ternyata benar.” Ia tersenyum
kepadaku.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dan
lagi-lagi aku melakukan hal-hal bodoh di depan orang yang baru ku kenal. What a
shame!!</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Apa
kau masih mengenaliku?” ucapnya tiba-tiba.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Ehm..tentu
saja. Pria di dalam gerbong kereta.” Aku tersenyum malu-malu.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Syukurlah.”
Lagi-lagi ia memasang senyum manis di wajahnya.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Apa
kau yang memberikan ini?” aku memperlihatkan secarik kertas yang sudah sedikit
teremas.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ia
mengangguk sambil tersenyum lebar. “Bukankah takdir yang menyenangkan?”
lanjutnya.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Mata kami saling beradu. Aku terkejut ketika
bulir-bulir lembut menerpa wajahku. Secara bersamaan kami mendongakkan kepala
menatap langit. Benar saja gerimis terjuntai secara perlahan membaur bersama
tanah yang merekah. Kami saling melepar tawa membiarkan hujan membasuh tubuh
kita di pertemuan yang kedua. </span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Maka
tak ada yang lebih indah selain menjadi saksi dari janji hujan yang tak pernah
ingkar membasuh kerontang.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">(Bersambung...)</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: left; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>.................................................................................................................................................</span></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00750617149441161687noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2099123526925874245.post-25884373699513786792014-10-18T05:39:00.000-07:002014-10-18T06:36:01.973-07:00<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: center; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Lucida Handwriting"; font-size: 20.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Cerbung: JANJI HUJAN<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: right; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Lucida Handwriting"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">(cerita bersambug
eps 1)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Malam ini aku merindukanmu. Entah kau merasakan hal
yang serupa ataupun sebaliknya. Aku tak akan menyalahkanmu jika pada akhirnya
kau membenciku. Aku mungkin memang pantas kau benci atau bahkan kau caci
sekalipun atas keputusan yang telah
kupilih. Tapi ku harap aku tak berdosa karena mengingatmu kembali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">......................................................................................................................................................<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Gelegar petir bersahutan,
rintik yang sedari tadi menggelitik perlahan mulai menderas. Kutengadahkan
tanganku keatas. Alisku berkerut sambil menatap jalan yang mulai lengang. Aku
mulai mengedarkan pandangan gelisah. Aku menyukai hujan tapi tidak untuk malam
ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Oh
come on! Kenapa harus bocor saat seperti ini sih!” Aku mendengus kesal sambil
menekan nekan ban sepeda motorku yang kempis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Bulir-bulir bening itu
mulai menjuntai membasah sekujur tubuhku. Akupun menepikan motorku disebuah
bilik kayu untuk tempat berteduh. Aku menepuk-nepuk bajuku berharap rasa dingin
yang mulai menyergap ikut berjatuhan bersama tetesan air ke tanah. Kuambil
ponsel yang sedari tadi menyelip disaku celana jeans yang kini berubah warna
lebih pekat akibat guyuran hujan, mencoba mencari kontak seseorang yang selalu
bisa kuandalkan. Namun belum sempat aku menekan menu <i>call </i>tiba-tiba ponselku berdering mengalunkan irama musik salah
satu penyanyi favoritku <i>David Archuleta</i>
<i>“to be with you”</i> lagu spesial untuk
kekasihku. Senyumku mulai mengembang, sesegera mungkin kuangkat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Hallo..” suara hangat
yang selalu kurindukan menyapaku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Panjang umur deh, baru
aja mau aku telfon.” Sahutku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Kamu belum sampai
rumah? Suara hujannya jelas banget. Sudah malam kan, lagi dimana sekarang?”
seperti biasa, rentetan pertanyaan terucap ketika Ia tengah khawatir.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Ban motorku bocor, sejauh
ini belum ketemu bengkel. Jalanan juga sepi. Aku disekitar Jalan Diponegoro,
dekat rumah Kinan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Yaudah kamu tunggu
disitu, sekarang juga aku kesana.” Ujarnya sambil menutup pembicaraan secara
singkat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Aku menatap
langit-langit malam yang begitu pekat. Dulu aku selalu takut ketika mendengar
suara petir yang begitu kencang. Aku mengumpat ketika langit mulai meneteskan
ribuan kubik air melalui rongga-rongganya. Sampai pada suatu hari kita
dipertemukan di kursi tunggu sebuah stasiun dibawah guyuran hujan. Ketika mata
kita tak sengaja saling beradu. Dan sedikit senyum malu-malu. Masih teringat
jelas saat kereta yang kita tunggu terbuka lebar. Aku menunggu Ibu yang keluar
dari salah satu pintu, sedangkan kau berjalan pelan masuk kedalam melaui pintu
yang sama. Kita masih saling melempar pandang. Hingga bunyi mesin kereta mulai
bergemuruh bersamaan dengan menutupnya pintu kereta dan kau masih berdiri
mematung menatapku. Lalu mulutmu terbuka hendak menggumamkan kata, namun
roda-roda besi itu mulai melesat meninggalkan tempat pemberhentiannya.
Pertemuan yang begitu singkat. Hanya saling melempar pandang. Tapi entah kenapa
hatiku berdegup lebih kencang dari biasanya dan membuatku merindukan hujan
untuk pertama kalinya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">................................................................................................................................<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Berhenti melakukan
itu.” tangannya yang kekar menggenggam jemariku yang sedari tadi menjamah rinai
hujan yang masih lebat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Kau tahu, ini sangat
menyenangkan.” Aku tersenyum sambil melepaskan genggaman tangannya dan kembali
menengadahkan jemariku untuk bersentuhan dengan derai hujan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Kau juga harus tahu
kalau tanganmu bisa membeku kedinginan jika terus seperti itu.” kali ini dia
menggenggam kedua tanganku kencang mencoba memberi kehangatan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Terima kasih.” Ucapku
setengah berbisik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Untuk apa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Membuatku menyukai
hujan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Kalau begitu aku juga
harus berterima kasih pada hujan.” Genggamannya semakin erat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Untuk apa?” kataku
mengulang pertanyaannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Karena membuatku
mencintaimu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Pipiku merona, kutatap
matanya yang lebar, ada binar kebahagiaan yang begitu tulus. Senyumnya selalu tersungging
kala menatapku. Dan aku begitu luluh berada disampingnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Ehem..maaf mas ini
motornya sudah jadi.” Suara berat seorang lelaki paruh baya mengagetkan kami.
Sontak kami menjadi salah tingkah dan melepaskan genggaman tangan yang sedari
tadi tengah erat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “eh oh..i iyaa pak,
makasih. Berapa ini jadinya pak?” katanya tergagap lucu. Aku hanya terkikik
melihat tingkahnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Setelah selesai, kami
memutuskan untuk pulang meskipun harus menerjang guyuran hujan karena sudah terlalu malam. Ia
mengiringiku dari samping dengan motornya. Ia terkekeh menatapku seperti anak
kecil yang suka memainkan air hujan dengan jemariku sambil sesekali meleparkan
air kearahnya. Malam yang begitu dingin terasa hangat oleh tawa lepas kita berdua. Tak ada yang pernah tahu jika semua itu akan menjadi kenangan
yang kelak begitu kurindu.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><span style="line-height: 24px;">(Bersambung.....)</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00750617149441161687noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2099123526925874245.post-8471621207802738472013-07-13T01:14:00.002-07:002014-10-18T06:36:32.922-07:00puisi / perindu hujan<br />
kala langit menggemuruh <br />
duduk diam<br />
lekat tatap<br />
tengadah tangan<br />
meraba hujan<br />
<br />
titik menitik<br />
sorak sorai gempita dalam dada<br />
hujan merebak<br />
rejeki langit menyapa<br />
tangan-tangan Tuhan berkelana<br />
<br />
Ia dan hujan<br />
adalah cinta<br />
menyemat asa<br />
pada payung kecilnya<br />
<div>
<br /></div>
<div>
-anna berkarya</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00750617149441161687noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2099123526925874245.post-8712733871648500252013-06-23T07:34:00.000-07:002014-10-18T06:36:55.123-07:00tentang daun yang menguning / fiksi mini / save environment <span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br />jika aku adalah daun, aku adalah daun yang melekat pada tangkai-tangkai rapuh pohon filicium tua. aku salah satu dari berjuta daun yang merumpun, membentuk sedemikian rupa hingga kau pun tak kan mampu mengenaliku dalam satu kejap mata. tapi jika kau jeli melihatku kau pasti bisa membedakanku dari jutaan daun daun yang mengerubuti filicium tua ini. apa kau menyadarinya? baiklah akan ku perjelas, tapi sebelumnya aku ingin bercerita sebentar. kala itu ketika mentari menyapa dengan teriknya aku melihatmu berjalan penuh peluh, lalu kutiupkan sedikit semilir angin melalui pori poriku yang hijau kau pun terbuai dan merapatkan tubuhmu pada filicium-ku. meneduh dari sengatan sang surya yang mulai membakar wajahmu. ingatkah kau kala itu menatapku lekat dan melekukkan senyuman? senyuman yang begitu memesona hingga kuhujani kau dengan beribu oksigen membuatmu menghela napas panjang-panjang. ah kala itu kau benar-benar betah berlama-lama denganku hingga kau tertidur pulas dibawah filicium-ku. ke esokan harinya aku selalu menantimu dengan harapan dapat selalu kulihat peluhmu dan kutiupkan hembusan asmara padamu. ternyata kau tipikal lelaki setia, kau hanya meneduh padaku meskipun kau jumpai ratusan filicium dalam perjalananmu. sampai pada suatu hari sudah sebulan aku tak melihatmu dan peluh-peluh manismu aku mengadu pada merpati, gelatik, parkit, jalak bahkan ungkut-ungkut tapi tak satupun dari mereka yang pernah menjumpaimu. aku jadi berpikir akankah kau temukan peneduh baru?<br />aku pun selalu gelisah pada siang malam berikutnya. setiap ku dengar derap langkah aku selalu berharap itu kau, dan sesering itulah aku kecewa. perlahan, tubuhku berubah tak sehijau dulu. apakah aku terkena syndrome gila yang disebut cinta? ah aku tak tahu pasti. penantianku berlanjut hingga purnama ke dua puluh tapi tak kunjung kujumpa dirimu. sampai suatu senja kala mentari kembali ke peraduannya, aku melihatmu di kejauhan! tapi bukan dengan peluh-peluhmu melainkan dengan raksasa bertubuh besi yang bergemuruh. aku benar-benar takut! kau terlihat seperti kesetanan. kau membabat habis kawanku hingga bunyi berdebum yang mengerikan. jarakmu tak lagi jauh denganku. aku semakin cemas. aku mohon berhentilah, tapi kau tetap teguh melaju roda-roda besi itu mendekat, kau mencoba menumbangkan filicium-ku. tapi kau salah, kami berjuang untuk tegak berdiri. perlahan kau turun dan bersama kolonimu mengeluarkan suatu alat yang menyerupai pisau raksasa dan bergerigi tajam. tak terperi kau hujani kami dengan sayatan keji dan dalam hitungan detik kami tumbang dihadapanmu. perlahan kau mendekatiku menatapku lekat seperti pertama kali berjumpa dulu dan sepertinya kau mengingatku, ya akulah sehelai daun yang memiliki corak hitam bekas tintamu yang kau usapkan padaku kala itu. akulah sehelai daun yang menanti peluhmu. tapi kini pada purnama ke dua puluh satu aku menguning dan hilang dalam hembus angin.<br />~anna berkarya</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00750617149441161687noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2099123526925874245.post-45468817890870965662012-11-07T06:59:00.003-08:002014-10-18T06:37:12.819-07:00<br />
<h2>
<span style="font-size: large;">KETIKA SENJA</span></h2>
<br />
ketika senja datang<br />
kemanakah engkau??<br />
menghilang bersama mentari yang terus memudar <br />
tak berbekas<br />
hingga gelap<br />
<br />
<br />
ketika senja datang <br />
dimanakah engkau berada??<br />
mungkinkh disemak belukar?<br />
dipadang ilalang?<br />
atau entah dimana letak yanag tak terjangkau akalku<br />
<br />
<br />
ketika senja meredup<br />
kemanakah angin bertiup?<br />
mungkinkah bersamamu?<br />
entah...<br />
aku tak dapat merasakanmu<br />
apakah kau menghilang?<br />
atau hanya aku yang tak perlukan?<br />
bimbang dan gamang<br />
<br />
<br />
ketika senja tenggelam<br />
mampukah kau temukan<br />
diriku yang termangu<br />
menunggu<br />
dan tetap menunggu<br />
meskipun jengah<br />
meskipun lelah<br />
<br />
<br />
ketika senja temaram<br />
aku masih belum temuka<br />
siluet wajahmu<br />
pada yang lain<br />
meskipun jarang kita bersua<br />
namun hatiku masih<br />
dan tetap<br />
ada padamu<br />
pada dirimu<br />
ketika senja merenung<br />
jangan kau hiraukan <br />
karena ketika senja<br />
jiwaku dalam hatimu<br />
<br />
<br />
<br />
-anna berkarya<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00750617149441161687noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2099123526925874245.post-16389771885467539132012-11-07T06:52:00.000-08:002014-10-18T06:37:29.113-07:00puisi tentang Ayah<h2>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: large;">Bercengkrama dengan Ayah</span></h2>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />ketika ku berpuisi<br />musim ini tengah kerontang Ayah,<br />kering, berdebu<br />tiada tetes-tetes air<br />rindu menanti kabar sang hujan<br />seperti halnya aku<br />yang merindumu<br /><br /><br />ketika ku berpusi<br />ruang ini sepi, Ayah<br />kosong<br />dan aku menyudut di tengah gelap<br />masih tetap merindumu<br /><br /><br />sayup sang angin berbisik<br />namun terlalu lirih<br />aku tak dapat mendengarnya<br />aku penasaran<br />mungkinkah ia berbicara tentangmu?<br /><br /><br />saat aku menatap langit<br />kulihat merpati mulai berterbangan<br />apakah ia menyampaikan salamku?<br />Dapatkah kau dengar aku, Ayah?<br /><br /><br />lama ku pandang namamu<br />terukir dalam nisan dihadapku<br />dalam isak aku mengenang<br />Ayah, aku merindu<br /><br /><br />(From my deepest heart to my beloved father)<br /><br /><br />-Anna berkarya</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00750617149441161687noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2099123526925874245.post-70843961908270281202012-11-07T06:37:00.002-08:002014-10-18T06:37:47.972-07:00puisi <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><i><span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 20.0pt; line-height: 115%;">Entah<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Deru angin menghembus relungku<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Yang tengah berfikirkan tentangmu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Entah...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Apa yang batinku gumam<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tak senada dengan keangkuhan
lisan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Embun dipucuk gelisah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tak bergumam. .diam..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Meratap.. berkeluh..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Entah..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mungkinkah sang mentari enggan
terlepas dari singasananya?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ataukah bintang yang bosan
akan peredarannya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Entah..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Berfikir tinggi tak layak akal<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Berimajinasi liar tak berotasi
indah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mengagungkan makna cinta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ataukah fiksi belaka?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Lentera kecil yang menyala
dikejauhan, akankah mendekat menyaingi sinar sang bulan?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Meliuk..berputar..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Aku lelah dan gontai..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mungkinkah
teka teki dapat terpecahkan ? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ataukah
aku hanya segelintir yang berharap dapat terkabulkan<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span>
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span>
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span>
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">-anna berkarya</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00750617149441161687noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2099123526925874245.post-2165108374505652122012-11-02T05:24:00.002-07:002014-10-18T06:38:05.978-07:00cerpen komedi-romantis/cendol i'm in love<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span style="font-family: Forte; font-size: 25.0pt; line-height: 200%;">Cendol, i’m in love<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: right;">
<span style="font-family: Forte; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">A story by
anna berkarya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> “Eheeem, kuat banget tuh mata dari tadi nggak berkedip.
Hahaha.” Canda Risma, sahabatku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> “Apaan sih lo Ris, ganggu aja. Lagian gue gak mau
melewatkan sedetikpun gerakan dribble Rio.” Kataku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> “Dasar, lagian sia-sia aja deh, dia gak bakal tau kok
kalo lo dari tadi mupeng banget ngliatin dia. Secara dia kan gak bakal nglirik
ke warung cendol.” Sahut Risma.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Risma bener, Rio gak mungkin ngliat gue. Gue hanya
segelintir dari bejibunnya fans fanatik dia. Dia tipikal cowok keren yang
selalu nongkrong di tempat-tempt gaul dan mewah. Enggak kayak gue yang saban
hari nongkrong di warung cendol Bang Mamat. Tapi justru dari sinilah gue bisa
dengan lelusa memperhatikan Rio yang sedang latihan basket. Karna letaknya
tepat di sebelah lapangan basket kampus gue. Ups, kalian pasti bingung kan
siapa sih Rio? kenapa gue jadi ngomongin dia terus? Tapi, dia bukan tokoh utama
kok, karna tokoh utamanya ya gue sendiri, hihihi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Nama gue Pradyta Aluvia Putri, gue mahasiswa psikologi di
salah satu Universitas Swasta di Jakarta. Gue semester 3, dan yang dari tadi
gue omongin itu Rio Anggara Yudha. Cowok paling top di kampus. Dia seangkatan
gue, cuman beda kelas aja sih, dia Kapten Tim Basket. Udah dari dulu gue demen
banget sama cowok satu ini. Dan yah, gue cuman bisa menghayal suatu saat Rio
bakal tau keberadaan gue.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">****<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Bang, cendolnya satu.”
Teriakku pada si tukang cendol.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“oke non, tunggu aja
situ.” Kata Bang Mamat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Sambil menyeruput cendol yang sudah tersaji, mata gue
mulai liar mencari sosok pangeran dalam impian gue. Yah, siapa lagi kalo bukan
Rio. Tapi sepertinya hari ini dia absen deh, karna gue gak liat batang idungnya
yang mancung. Hemmh, mungkin belum jodoh. Eh tunggu, kok gue kayak pernah liat
ni cowok yah? Tapi tampilannya aneh banget. Jaket item tebel, pake kacamata
item lagi, ni orang bukan mavia yang lagi nguntit gue kan?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Mas, kok kayak pernah
lihat ya?” kata gue cablak yang gak bisa nahan penasaran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Saat dia mulai melepas kacamatanya dengan gerakan <i>slow motion, </i>gue mulai tegang. Mulut gue
ternganga, mata gue melotot, air liur gue menetes (yang terakhir terlalu
hiperbolis, hihi).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“RIO!!” teriak gue
kenceeeng banget. Sampai Bang Mamat menumpahkan gelas cendol saking kagetnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> “Sssttttt!!! Ngomongnya bisa pelan gak si
loe.” Bisik Rio pelan sambil membungkam mulut gue.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Kalian tau gimana hati gue saat ini? Berdebar? Pasti!
Seneng banget? Pasti! Pengen teriak? Banget! Pengen lari-lari sambil pake
bikini? Gak segitunya kali! Oke back to reality, sumpah gue seneng banget!
BANGET!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Tumben banget loe
disini?” tanya gue berusaha tetep cool.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Sebenernya simpel, gue
suka cendol. Tapi temen-temen gue enggak. Dan gue gak mau gara-gara loe, semua
jadi kacau.” Kata Rio.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Emang segitu susahnya
ya nyari temen? Temen-temen loe itu bukan temen, mereka cuman kelompok
anak-anak borju yang gak tau apa artinya temen sebenarnya.” Kata gue.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Dan gue butuh mereka.
Kita satu tim. Dan gue gak mau permainan kita kacau. Lagian yang terpenting itu
kekompakan.” Jawab Rio.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Loe salah, yang terpenting
itu saling memahami. Kalian kompak dalam satu tim, tapi enggak buat satu hati,
satu persahabatan. Itu yang paling penting menurut gue.” Lanjut gue.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Loe Dyta kan? Boleh
gue minta nomer hp loe?” kata Rio.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Tuhan, makasih banget. Mulai saat itu, gue jadi makin
akrab sama Rio. kita sering smsan, BBMan, twitteran, dan makin banyak lainnya.
Tapi, yang gue saat ini masih ragu adalah ketulusan Rio. Gue gak tau kenapa dia
deketin gue. Dia juga gak pernah ngajak gue saat dia sama temen-temennya. Dan,
dia juga pura-pura gak lihat gue saat dia lagi latihan basket sama temennya.
Padahal gue duduk di barisan paling depan dan panggil-panggil namanya. Tapi gue
gak pernah mikir panjang, yang penting, gue deket sama Rio, dan dia tau
keberadaan gue.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Gue
jadi sering ketemu Rio di warung cendol Bang Mamat. Tanpa sengaja sih. Kita
emang gak pernah janjian sebelumnya. Apa mungkin emang jodoh? Hemm, kayaknya
gue terlalu berharap deh. Yang jelas kita jadi semakin asyik ngobrol bareng.
Dia orangnya cool, gak banyak bicara. Tapi dia perhatian, buktinya dia mau kok
dengerin curhatan gue. Gue nyaman banget deket dia. Dan sepertinya dia juga
mulai nyaman dengan gue.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">****<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> </span><span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Dyta,
hr ini loe bs g temennin gue jalan?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Gue
tunggu di taman kota.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">See
u.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Oh
My Goodness, serius nih si Rio ngajakin gue jalan? Ups, ralat nge-date? Oke
don’t panic! Sumpah seriusan, ini bener-bener sms dari Rio kan? Tunggu, gue cek
dulu nomernya, siapa tau gue salah. Tapi ini beneran nomor Rio, di cek seribu
kalipun. Oke langkah pertama pilih baju. Aduh baju gue mana? Kenapa lemari
pakaian gue berubah jadi baju-baju loak? Oh no, gue belum beli pakaian baru.
Baju gue kenapa begini-begini amat yah? Gue beranikan masuk kamar kakak
perempuan gue, semoga ada baju bagus. Yes, ketemu. Dress dengan warna pink
soft, dengan motif simpel dan terlihat girly. Gak cuman pinjem baju (tanpa
sepengetahuan kak Sonya, soalnya dia lagi malam mingguan sama cowoknya) gue
juga pake make-up nya. Dan olala, coba liat di cermin. Asli, gue bener-bener beda.
Dengan penuh percaya diri dan hati berbunga-bunga gue berjalan ke taman kota.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Disana, Rio sudah menunggu gue dengan kepulan asap
rokoknya. Dia bener-bener cool banget. Dia sempat kaget lihat gue datang.
Wajahnya itu loh, hello biasa aja dong ganteng kalo lihat cewek imyut kiyut
kayak gue (pede gila).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Dyta? Loe beda.”
Itulah yang keluar dari mulut Rio.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Cuman segitu doank?”
tanyaku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Emang kurang? Ayuk
masuk.” Kata Rio cuek sambil masuk ke mobilnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Oke, gue agak lebay, dia ngak ternganga takjub lihat
penampilan gue. Expresi dia biasa, standar. Cuman agak berkerut sedikit. Tapi
tolong dong, jangan cuek gitu napa? Gue kan udah usaha.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">****<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Pertama,
dia ngajakin nonton. Dan dia memilih film horor. Yang pasti gue bener-bener gak
menikmati kencan ini. Gimana enggak? Gue parno banget lihat kuntilanak dan
sebangsanya. Akhirnya Rio kasihan juga lihat gue jejeritan gak jelas dan
memutuskan untuk pergi ke cafe.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Di
cafe.....<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Loe
mau pesen apah?” tanya Rio.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Steak
aja deh sama Lemon Tea.” Jawab gue.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Oke,
Steak 2, Lemon Tea 2.” Kata Rio pada Waitress.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“gak
kretif deh nyama-nyamain menu.” Kata gue.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Loh,
emang gue kan mau pesen itu. Mungkin sehati.” Kata Rio enteng.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Gosh, kayaknya cinta gak lagi
bertepuk sebelah tangan deh. Atau cuman gue yang ke-gr-an? Entahlah yang pasti
hari ini Rio beda, dia lebih banyak senyum.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Rio,
gue ke toilet dulu yah.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">...............................<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Rio, lagi ngapain loe
sendirian disini?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Eh, Fandy, Rico.
Ehm...gue.. la..lagi. em.. pengen makan..sendiri aja. Kalian berdua?” jawab Rio
gagap.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Aneh banget si loe kok
jadi gagap gitu? Gue sama fandy lagi nungguin anak-anak yang lain sih. Kita
lagi kumpul-kumpul bareng. Gue juga mau sms loe, eh tahunya loe udah ada
disini. Kebetulan banget.” Jawab Rico.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Uh, kayaknya gue
masuk angin nih. Pake dress mini. Dari tadi kebelet mulu. Eh, siapa tuh yang
lagi ngobrol sama Rio? apa dia juga ngundang temen-temennya yah? Tumben banget.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Sory lama, tadi
toiletnya ngantri. Makanannya belum dateng yah?” tanya gue.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Loe siapa? Rio, loe
nge-date sama dia?” kata cowok itu yang ternyata bernama Fandy.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“ehm.. enggak kok.
Sorry, loe mungkin salah tempat? Ini meja gue.” Kata Rio ke gue.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Degg.. sumpah kata-kata Rio keterlaluan! Dia sendiri kan
yang ngajakin gue jalan? Sekarang dia malah gak nganggep gue? Rio jahat! Gue
benci Rio! Gue sakit! Gue langsung lari keluar cafe, air mata gue tumpah. Gue
gak bisa bayangin. Ternyata selama ini Rio cuman mainin gue. Gue lari
sejauh-jauhnya. Gue gak mau lihat Rio lagi. Mata gue panas. Sampai
tiba-tiba........<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Biiiimmmmmmm..Bruuuuakkkk....”
sebuah mobil menabrak gue. Pandangan gue kabur. Gue ngerasain sakit luar biasa.
Sampai akhirnya gue pingsan.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">****<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Gue divonis lumpuh. Entahlah setan mana yang bisikin ke
telinga gue. Yang jelas sekarang gue ada diatas balkon rumah sakit, lantai 5.
Dia bisikin ke gue kalo hidup gue gak ada artinya lagi. Gue harus loncat. Gak
akan ada lagi yang peduli sama gue. Gue gak pernah diinginkan di dunia ini.
Jadi buat apa hidup? Gue majukan kursi roda gue perlahan. Lagi-lagi mata gue
panas. Gue inget Rio. Cowok brengsek yang bikin gue kayak gini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Tuhan, kenapa hidup
ini gak adil! Kata orang cinta itu indah. Tapi kenapa saat aku jatuh cinta, aku
merasakan sakit yang teramat dalam. Tuhan, kau boleh ambil kakiku, tapi kenapa
kau buat hatiku tercabik. Aku merasa tak berdaya menghadapinya. Ijinkan aku mengakhiri
derita batin yang tak mampu ku alami ini.” Teriak gue.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Tiba-tiba
dari arah belakang seseorang memelukku, sambil menangis. Gue kenal suara itu.
Suara yang bikin jantung gue berdetak kencang. Iya, itu Rio. Rio yang sekarang
meluk gue.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Jangan bodoh Dyta, gue
sayang sama loe. Jangan pernah berpikir buat bunuh diri. Karna gue gak akan
pernah maafin diri gue sendiri kalo itu bener-bener terjadi. Maafin gue, atas
semua ketololan gue selama ini. Gue bener-bener pengecut, gak pernah ngakuin
kalo gue suka sama loe. Gue terlalu munafik. Maafin gue udah bikin loe sakit
hati. Maafin gue udah buat loe kayak gini. Gue cinta sama loe Dyta.” Kata Rio
sambil terisak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Udah terlambat Rio,
gue lumpuh. Gue gak bisa jalan. Gue gak bisa nemenin loe kayak dulu. Gue gak
berguna. Gue cuman cewek biasa. Gue gak selevel sama loe maupun temen-temen
gaul loe. Gue gak akan bikin loe bahagia. Gue cuman beban buat loe. Gue
cuman.....”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Stop Dyt! Gue gak
peduli! Siapapun loe, meskipun loe lumpuh, gue tetep cinta sama loe. Loe bukan
beban, loe kehidupan buat gue. Tanpa loe, gue gak bisa hidup lagi.” Kata Rio
sambil genggam tangan gue.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Gue diam. Gue nangis. Gue gak tahu harus gimana. Gue
benci Rio, tapi disisi lain gue bener-bener cinta sama dia. Gue takut Rio bakal
ngecewain gue lagi. Gue takut suatu saat Rio bakal ninggalin gue. Disaat gue
diam, tiba-tiba Rio memakaikan sebuah cincin ke jari gue. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Loe mau nikah sama gue
kan Dyta?” kata Rio.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Air mata gue tumpah, gue peluk Rio. Gue menangis di
bahunya. Gue bahagia. Terima kasih tuhan, saat aku tengah putus asa, kau
berikan sebuah kebahagiaan terindah dalam hidupku. Kini aku percaya, disetiap
air mata ada sejuta kebahagiaan yang akan tercipta. Aku memang tak bisa
berjalan tapi Rio akan menjadi pembimbingku dalam melangkah di kehidupanku yang
baru.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">****<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Akhirnya
gue menikah sama Rio. Ini hari bulan madu kita. Kalian tahu kami pergi kemana?
Paris? No, kita bukan konglomerat yang akan menghambur-hamburkan uang buat
jalan-jalan ke luar negeri. Bali? Enggak juga, udah biasa kali pada bulan madu
kesana. Kalian pasti gak nyangka, kita pergi ke warung bang Mamat. Buat apa?
Tentu aja buat menyantap cendol. Karna disinilah sejarah kita bertemu. Rio
menggenggam tanganku erat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“I love you.” Bisik
Rio.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Love you too.”
Balasku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Huh, pengen rasanya gue teriak sekenceng-kencengnya. Gue
bahagia sekarang! Cendol, i’m in love with my husband!<o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00750617149441161687noreply@blogger.com20tag:blogger.com,1999:blog-2099123526925874245.post-55519953012269106282012-11-02T05:07:00.000-07:002014-10-18T06:40:46.291-07:00cerpen cinta/first love/tulus<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<b><span lang="FI" style="font-size: 26.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: FI;">Tulus</span></b><b><span style="font-size: 26.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: right;">
<b>a story by anna berkarya<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">“Shinta, kamu masih ingat
pertama kali kita bertemu?” kata Rama pada suatu hari, ketika kami sedang duduk
di bawah pohon dekat sekolah kami.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI">“Yah, aku masih ingat Ram.” Jawabku. Ingatanku
melayang ke masa lalu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Rama
adalah sahabat terbaikku. Kita mulai berteman sejak SD, waktu itu ada
segerombolan anak laki-laki yang menggangguku. Dia mengambil tasku dan
melempar-lemparkan tasku ke teman-teman lainnya. Saat itu aku baru kelas 3 SD.
Aku mencoba meminta pertolongan pada teman-temanku tetapi tak ada yang berani.
Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang merebut tasku dari para penjahat kecil
itu. Dia adalah Raditya Rama Saputra, murid baru pindahan dari Jakarta. Sejak
itulah kami mulai bersahabat, dia selalu menjaga dan memperhatikan aku. Bagiku,
Rama adalah sesosok malaikat yang dikirimkan Tuhan untuk menjagaku. Saat SMP
dan SMA, Rama pun memilih sekolah yang sama denganku. Hari-hari selalu kita
lalui bersama. Saat suka maupun duka, aku terbiasa menghadapinya dengan Rama.
Sekarang, kami tengah bersekolah di sebuah SMA Negeri di Semarang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">“Loh, kok malah melamun Shin?” ucap Rama yang segera
membuyarkan lamunanku.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">“Oh..ehm..maaf Ram aku jadi
teringat masa kecil kita dulu.” Kataku gelagapan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">“Oh..santai saja lagi Shin,
tidak perlu gugup seperti itu.” Kata Rama sambil tersenyum.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Oh Tuhan...mengapa aku jadi
lemas seperti ini ketika aku melihat lesung pipit yang tersungging ketika ia
sedang tersenyum. Sungguh...aku merasakan sebuah getaran yang tak jelas
harmoninya. Apakah itu cinta?</span><span lang="FI"> </span><span lang="FI">Tidak! Aku terlalu takut
menyebutnya sebagai cinta. Sungguh, aku tidak ingin menodai persahabatan ini.
Karena aku amat sangat menghargainya. Dan aku tidak ingin merusaknya dengan
perasaan yang tak menentu ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">“Shinta, kamu kenapa? Kok
bengong lagi?” kata Rama lembut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">“Aku tidak apa-apa Ram, hanya
sedikit pusing.” Kataku mencoba mencari alasan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">“Pusing kenapa? apa kamu
sakit? Pasti gara-gara waktu di kantin tadi kamu cuma makan sedikit kan? Aku
kan sudah bilang, pola makan kamu harus dijaga. Nanti kalau penyakit kamu
kambuh bagaimana? Kamu juga kan yang merasakan sakitnya?” ucap Rama penuh
perhatian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">“Iya Ram, lagian hanya pusing biasa kok, sebentar lagi
juga sembuh.” Ucapku sedikit kesal, kerena Rama selalu bersikap berlebihan.
Bahkan ia mulai mengatur jadwal makan dan istirahatku. </span><span lang="FI">Tapi...aku sangat menikmatinya. Bukankah
diperhatikan oleh orang yang kita cintai itu menyenangkan? </span><span lang="EN-US">Ups..maksudnya orang yang kita sayangi.</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 18.0pt; text-align: center;">
<span lang="EN-US">***</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Pagi yang cerah …</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Aku bersiap untuk mandi, tapi aku terkaget oleh bunyi
klakson sepeda motor yang sudah terparkir rapi di depan rumahku. </span><span lang="FI">Rama, selalu saja ia datang terlalu pagi
(menurutku). Aku membuka pintu depan. Berdirilah Rama yang siap ’mengkhutbahiku’
karena melihatku yang belum mandi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Jam
berapa sekarang ? Kok belum mandi sih. Anak perempuan itu bangunnya pagi. </span><span lang="EN-US">Terus, bantu orang tua. Bukannya asyik tidur sampai siang begini
dong.” </span><span lang="FI">Kata Rama seperti Pak
Ustad yang menyadarkan para dukun dari kesesatan. Aku mencoba mengalah dan
menyuruh Rama untuk menungguku karena percuma saja jika berdebat dengan Rama.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="FI">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Hari
ini, kami kedatangan siswa baru dari Bandung. Mita Arneita. Seorang perempuan
yang cantik, kalem dan santun. Aku yakin, pasti saat ini mata anak laki-laki di
kelasku langsung melotot melihat Mita. Apalagi Satria, sang <i>playboy</i> cap
teri, matanya serasa akan keluar dari kelopaknya dan tanpa berkedip sedikitpun
saat menatap Mita. Seperti seekor kucing yang kelaparan sedang menatap ikan
asin di meja makan. Benar-benar pandangan yang sangat menjijikkan. Tunggu !
Tapi tidak semua anak laki-laki melotot seperti itu. Seorang laki-laki yang tak
asing bagiku. Rama, saat teman-temannya tengah asyik membicarakan kecantikan
Mita, ia dengan cueknya men-sketsa sebuah gambar. Tanpa peduli dengan kehadiran
Mita.</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
.........................................................................<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Saat
aku tengah menikmati bakso di kantin sekolah bersama Rama tiba-tiba ada suara
langkah yang mendekat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> </span><span lang="EN-US">“Aku boleh gabung dengan kalian? </span><span lang="FI">Sebelumnya aku minta maaf sudah mengganggu waktu
makan kalian. Aku tidak tahu harus gabung dengan siapa lagi. Apa kalian
keberatan ?” Kata Mita dengan suara yang amat sangat lembut sekali. Dan itu
semua sangat berbeda dengan kepribadianku selama ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Oh
… tidak apa-apa kok, silahkan saja kalau kamu mau gabung. Lagi pula kami kan
sedang santai, jadi sama sekali tidak mengganggu.” Ucapku selembut mungkin.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Semenjak
hadirnya Mita, aku yang semula hanya berdua dengan Rama, kini menjadi tiga
sahabat yang akrab. Entah mengapa, aku sedikit tidak suka dengan Mita. Padahal,
Mita begitu baik padaku. Mungkin karena dengan adanya Mita perhatian Rama
kepadaku menjadi berkurang. Buktinya, Rama jarang menjemputku ke sekolah. Dan
sering kulihat Mita asyik membonceng di motor Rama saat pulang sekolah. Aku
mulai curiga dengan perubahan Rama. Apa dia mulai jatuh cinta dengan Mita ?
Memang sih wajar jika Rama menyukai Mita, lagipula Mita itu cantik. Laki-laki
mana yang tak tertarik padanya ?<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="FI">* * *<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Sore
itu, Mita berkunjung ke rumahku. Dia ingin meminjam buku catatan kimiaku. Saat
aku tengah mencari buku catatanku yang terselip di rak buku, tiba-tiba Mita
menarik tanganku dan menyuruhku duduk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Shinta
… sebenarnya ada yang ingin aku katakan sama kamu. Tapi … aku harap kamu tidak
tersinggung.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Bicara
saja Mit, kamu tidak perlu sungkan begitu. Kita kan sudah bersahabat, jadi
tidak perlu menutupi sesuatu seperti itu. Aku janji tidak akan tersinggung.”
Ucapku berusaha meyakinkan Mita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Ehm
… begini Shin, sebenarnya aku dan Rama sudah pacaran. Kamu tidak keberatan kan
Shin ?” Kata Mita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Apa
? Mita pacaran sama Rama ?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Tidak
!!! ini pasti mimpi, Tuhan tolong sadarkan aku dari mimpi buruk ini. Aku
benar-benar tidak rela melepaskan Rama. Sungguh, aku tidak ingin kehilangan
senyum dan perhatiannya untukku. Kenapa Rama lebih memilih Mita? Apa dia tidak
tahu bahwa selama ini aku mulai menyukainya ? Apa dia tidak ingat bahwa akulah
yang selalu ada di sisinya. </span><span lang="EN-US">Aku yang memperhatikan dia.
Aku yang setia mendengarkan cerita-ceritanya. </span><span lang="FI">Aku … aku … bukan Mita. Jerit hatiku yang mulai
menangis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Shinta
? Kamu tidak keberatan kan ?” kata Mita mengulangi pertanyaannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Eh
… em tentu saja tidak, Mit. Lagipula, asalkan kalian bahagia aku juga bahagia.”
Ucapku yang sangat berlawanan dengan isi hatiku saat ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Syukurlah
… dan ada satu lagi Shin. Aku harap mulai sekarang kamu jangan dekat-dekat lagi
dengan Rama. Yah, aku cuma tidak mau kamu dicap sebagai perempuan yang suka
mendekati pacar orang lain.” Kata Mita dengan pedas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Maksud
kamu apa, Mit ? Asal kamu tahu, semua orang sudah mengetahui bahwa aku dan Rama
itu bersahabat sejak dulu. Dan kamu tidak berhak memisahkan kita.” Kataku
emosi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Asal
kamu tahu ya Shin. Rama itu benar-benar cinta sama aku. </span><span lang="EN-US">Dan dia sudah bosan bersahabat dengan kamu. </span><span lang="FI">Buktinya dia lebih suka mengantarku pulang dan
pergi ke sekolah kan ? Dan satu lagi, dia berkata kepadaku bahwa dia sudah
tidak ingin bertemu kamu lagi. Kalau aku jadi kamu, aku pasti akan pindah dari
sekolah ini. Karena hidupku pasti tak akan berarti jika dibenci oleh sahabatku
sendiri.” Kata Mita yang sangat menusuk hatiku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Diam
kamu Mit ! Aku tidak akan percaya semua kata-kata kamu. Kamu itu tak lebih dari
seorang pembual. Aku yakin Rama tidak mungkin seperti itu.” Kataku sambil
terisak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Okey
… kalau begitu kita buktikan, 2 hari lagi kamu ulang tahun kan ? Aku yakin, dia
tidak akan ingat dan tidak akan hadir di pesta ulang tahunmu ! Dengar baik-baik
Shin, perlahan Rama akan mulai melupakanmu dan seluruh perhatiannya hanya
tertuju padaku. Dan kisah RAMA-SHINTA tidak akan berakhir dengan bahagia. Sebab
akulah yang menjadi dalangnya.” Kata Mita dengan seringai jahatnya.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="FI">* * *<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI">2 hari kemudian ….<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Happy
Birthday Shinta !” kata Clara, teman sekelasku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Terima
kasih Clar, kamu masih ingat saja ulang tahunku.” Kataku pada Clara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Ya
pastilah, <i>by the way</i> ulang tahun kamu kali ini mau dirayakan di mana?”
kata Clara bersemangat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Aku
jadi teringat, dulu setiap aku ulang tahun Rama selalu mengajakku dan teman –
teman sekelasku untuk merayakannya di tempat-tempat yang sejuk di kebun teh, di
pinggir sungai, di dekat air terjun bahkan pernah di sebuah pedesaan yang belum
terjamah oleh polusi. Tapi sekarang, jangankan merayakannya, mengucapkannya pun
belum sempat ia lakukan. Padahal, biasanya Rama adalah orang pertama yang
mengucapkannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Aku
juga tidak tahu Clar, mungkin aku akan merayakannya di rumahku sendiri. Dan
mungkin tanpa Rama.” Jawabku lemah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Shin
… sebenarnya kalian itu kenapa sih ? Aku perhatikan akhir-akhir ini kalian
jarang bersama. Apa kalian sedang ada masalah ?” kata Clara prihatin.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Entah
Clar, aku juga tidak tahu sampai kapan Rama menjauhiku.” Jawabku sambil berlalu
di hadapan Clara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Mita
benar, Rama tidak hadir di acara ulang tahunku. </span><span lang="EN-US">Apa dia
benar-benar sudah berubah ? </span><span lang="FI">Tuhan,
tolong jangan biarkan semua ini terjadi. Aku sangat menyayangi Rama. Dan aku
tidak ingin kehilangannya. Tiba-tiba Rama dan Mita menghampiriku yang tengah
duduk di taman sekolah dan seketika membuyarkan lamunanku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Shinta,
aku minta maaf tidak bisa datang ke pesta ulang tahunmu tadi malam. Sungguh,
aku sangat menyesal karena …” Rama tidak melanjutkan kata-katanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> </span><span lang="EN-US">“Karena Rama pergi denganku ke sebuah acara yang lebih penting
daripada acaramu.” </span><span lang="FI">Potong
Mita sambil menggandeng lengan Rama mesra.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI">Rama menepis tangan Mita dan berusaha untuk
menjelaskan kejadiannya. Namun, aku tidak mau tahu dan segera berlari dari
hadapan mereka. Bagiku semua itu sudah cukup jelas. Rama lebih memilih Mita
daripada aku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Rama,
aku sangat mencintai kamu. Sungguh, perasaanku amatlah tulus tanpa mengharapkan
kamu untuk membalasnya. Dan aku akan merelakanmu jika kamu memang memilih orang
lain. Tapi, mengapa orang lain itu harus Mita ? Apa kamu tidak tahu siapa Mita
sebenarnya.” Jerit hatiku yang mulai terluka.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="FI">* * *<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Hari
ini, aku tidak berangkat sekolah. Karena aku tak ingin teman – temanku melihat
mataku yang sembab gara-gara menangis semalaman. Lalu, aku membuat alasan tidak
enak badan agar orang tuaku mengijinkanku untuk istirahat di rumah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Tok
… tok … tok …<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Ku
dengar suara pintu rumahku diketuk. Kubuka jendela untuk mengetahui siapakah
yang bertamu. Aku bergegas menuju pintu depan untuk membukakan pintu saat
kulihat Rama berdiri sambil membawa parsel buah. Namun kuurungkan niatku saat
kulihat Mita berdiri di sampingnya. Lalu aku kembali ke kamarku tanpa
memperdulikan kehadiran mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> </span><span lang="EN-US">Kubenamkan wajahku di atas bantal empukku. </span><span lang="FI">Merenungkan semua permasalahanku. Perlahan ku coba
bangkit dan meraih buku harianku. Aku mencoba mencurahkan seluruh isi hatiku
melalui tulisan – tulisan di sebuah buku mungil itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> <i>Mendung
gemuruhkan pedihku<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<i><span lang="FI"> Rintik
hujan enggan menyapaku<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<i><span lang="FI"> Berlalu
… tiada gemingkan ragu<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<i><span lang="FI"> Yang
mulai menyusup dalam kalbu<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<i><span lang="FI">Angin …berhentilah tiupkan namanya<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<i><span lang="FI">Ombak … hentikan langkah kecilku untuknya<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<i><span lang="FI">Bintang … jangan terangi lagi pandangku<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<i><span lang="FI"> Karena
aku tak ingin melihatnya lagi di mimpiku<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<i><span lang="FI">Embun … jangan biarkan aku meneteskan air
mata untuknya<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<i><span lang="EN-US">Burung … bawa terbang hatiku agar tak hinggap lagi padanya<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<i><span lang="FI">Cinta … menjauhlah dariku … aku tak ingin
rasakan lagi derita batin ini<o:p></o:p></span></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="FI">* * *<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Keesokan
harinya, Rama datang menjemputku untuk berangkat sekolah dengannya. Namun aku
justru menghampiri Mang Udin, sopir keluargaku untuk mengantarkanku ke sekolah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Sesampainya
di sekolah, aku tidak berbicara sepatah katapun pada Rama. Hatiku terlalu sakit
jika berhadapan dengannya. Saat pelajaran kosong, Rama menarik tanganku dan
memaksaku mengikutinya. Rama membawaku ke taman sekolah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Shinta
… aku minta maaf karena sudah membuatmu marah. Aku memang salah karena selama
ini aku sudah mengecewakanmu. Tapi aku mohon Shin, jangan siksa aku dengan
sikapmu yang tak acuh seperti ini.” Kata Rama sambil menggenggam tanganku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “
… “ aku tetap diam, karena aku tidak tahu harus berbicara apa lagi. Di satu
sisi aku masih sangat menyayangi Rama dan berharap bisa seperti dulu lagi. Tapi
di sisi lain aku sangat kecewa dengannya. Hatiku hancur dibuatnya dan aku tidak
ingin merasakannya lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Shinta,
aku mohon bicaralah. Aku akan melakukan apapun agar kamu mau memaafkanku.”
Bisik Rama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Aku
ingin kamu pergi Ram ! karena aku tidak ingin melihatmu lagi !” teriakku sambil
melepaskan tanganku di genggamannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Baik
… kalau itu mau kamu. Tapi aku harap setelah itu kamu mau memaafkanku.” Kata
Rama sambil menunduk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI">Aku segera berlalu dan tak menggubris kata-katanya<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="EN-US">* * *</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Minggu yang mendung,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> “Shinta ! </span><span lang="FI">Bangun sayang, sampai kapan kamu mau tidur
terus ?” teriak Bundaku dari luar kamarku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> </span><span lang="EN-US">“Hooaammh … sebentar lagi Bunda, masih ngantuk nih.” </span><span lang="FI">Jawabku sambil menarik selimut agar
menutupi seluruh tubuhku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Tadi
malam, hujan terus mengguyur Semarang dan sekitarnya. Hingga pagi hari ini pun
masih menyisakan kabut-kabut pekat dan berhawa dingin yang membuatku enggan
beranjak dari tempat tidurku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Shinta
bangun dong, ada teman kamu nih.” Teriak Bunda lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Uh
… siapa sih yang bertamu pagi-pagi begini.” Keluhku<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Aku
segera beranjak dan mencuci wajahku. Sesampainya di ruang tamu, kulihat Mita
tengah duduk menunduk sambil memegangi sebuah buku kecil. Dia tidak menyadari
kehadiranku, lalu ku tepuk pundaknya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Tumben,
mau apa kamu ke sini ? Apa kamu mau memamerkan hubungan kamu dengan Rama padaku
lagi ? Maaf Mit, aku tidak tertarik.” Ucapku dingin<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Dan
tidak terduga, tiba-tiba Mita bersimpuh di depanku sambil menangis<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Maafkan
aku Shin … ini semua salahku. Aku benar-benar menyesal telah melakukan semua
ini. Dan menghancurkan persahabatan kamu dan Rama. Sungguh Shin, aku tidak
bermaksud seperti itu. Aku hanya dibutakan oleh rasa cintaku. Aku mohon maafkan
aku Shin.” Kata Mita dengan air mata berhamburan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Aku
mencoba membangunkan Mita dan menyuruhnya duduk lagi. Aku benar-benar tidak
mengerti apa yang diucapkan Mita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Kamu
tenang dulu Mit, sekarang coba kamu jelaskan satu per satu. Aku tidak mengerti
yang kamu bicarakan.” Kataku bingung.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Shin
… aku cinta sama Rama. Dari pertama kali bertemu aku sudah menyimpan rasa ini.
Dan aku sangat cemburu dengan kedekatan kalian. Aku ingin diperhatikan Shin.
Maka dari itu aku selalu memaksa Rama untuk mengantar-jemput aku. Tapi, apa
kamu tahu, sepanjang hari Rama selalu bercerita tentang kamu, entah itu di
perjalanan, di kafe ataupun di mall. Aku bosan Shin, aku cemburu oleh sebab itu
aku mengaku bahwa aku dan Rama itu sudah pacaran. Padahal itu semua tidak
terjadi. Aku melakukan semua itu agar kamu merasakan apa yang aku rasakan Shin.
Lalu, saat pesta ulang tahunmu aku pura-pura sakit agar Rama tidak bisa hadir
dan menemaniku. Aku benar-benar bahagia saat itu karena aku bisa membuat hati
kamu hancur. Maafkan aku Shin …” kata Mita sambil terisak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Kamu
benar-benar jahat Mit ! Kenapa kamu tega melakukan semua ini ? hatiku
benar-benar sakit Mit mendengar semua ini, dan aku merasa sangat bersalah pada
Rama !” Jawabku emosi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Aku
mohon Shin, maafkan aku. Aku juga merasa bersalah pada kalian berdua. Apalagi
setelah aku menemukan buku harian Rama. Hatiku bertambah hancur saat
membacanya.” Kata Mita lirih.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Aku
duduk tertunduk. Aku benar-benar tidak menyangka Mita tega melakukan semua ini.
Aku sedih, marah, dan sangat bersalah pada Rama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Aku
minta sekarang juga, kamu pergi dari sini Mit !” bentakku keras pada Mita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Baik
… aku akan pergi, tapi aku mohon baca buku harian ini. </span><span lang="EN-US">Jam
9 Rama akan berangkat ke <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Surabaya</st1:city></st1:place>
dengan kereta pagi ini. </span><span lang="FI">Dan
hanya kamu yang bisa mencegahnya.” Ucap Mita kemudian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Kurebahkan
tubuhku di sofa. Saat ini aku benar-benar kalut. Ku raih buku harian itu, ku
buka lembar per lembar. Aku terpaku pada sebuah tulisan yang berisi pengakuan
hati Rama<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<i><span lang="FI">Shinta …<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<i><span lang="FI">Seorang peri kecil yang begitu mempesona …<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<i><span lang="FI">Aku menyayanginya lebih dari sahabat biasa
…<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<i><span lang="FI">Aku tidak mengerti mengapa aku bisa jatuh
hati padanya …<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<i><span lang="FI">Tapi, dari ketidaktahuanku itulah yang memunculkan
perasaan ini …<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<i><span lang="EN-US">Sebuah perasaan sayang yang amatlah dalam. </span></i><i><span lang="FI">Bahkan, aku tidak mampu untuk
mengungkapkannya<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<i><span lang="FI">Karena aku takut memilikinya …<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<i><span lang="FI">Karena aku takut bila suatu saat nanti aku
akan menyakitinya …<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<i><span lang="FI">Aku janji akan terus menjaga kamu Shin,
dan tidak akan menyakiti hati kamu karena jika aku melakukannya, sama </span></i><i>halnya</i><i><span lang="FI"> aku menghancurkan diriku sendiri.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Tak
terasa air mataku menetes. Tapi … ini adalah air mata kebahagiaan. Sungguh, aku
benar-benar merasa bahagia karena Rama memiliki perasaan yang sama denganku.
Kini ku buka lembar terakhir. Kali ini aku benar-benar terkejut. Suaraku
tercekat. Lalu, aku segera berlari keluar menuju stasiun yang akan
memberangkatkan kereta pagi ini. Aku tidak peduli meskipun rintik hujan mulai
turun membasahiku. Di buku itu tertulis bahwa Rama akan menungguku di stasiun,
jika aku tak datang, maka Rama akan pergi ke Surabaya untuk selamanya. Kata
Mita, Rama akan berangkat jam 9 pagi. Sedangkan sekarang sudah pukul 8.30 WIB.
Aku harus segera sampai dan mencegah Rama. Aku berlari secepat mungkin,
sepanjang perjalanan tak kutemui taxi yang lewat. Sementara hujan mulai turun
dengan lebatnya. Untunglah masih ada ojek yang tersisa. Aku segera
memboncengnya dan menyebutkan alamat yang akan ku tuju. Sesampainya di stasiun,
jam sudah menunjukkan pukul 9 tepat. Aku berlari dan menemukan Rama hendak
masuk ke kereta, ku panggil namanya keras-keras. Rama menengok dan aku langsung
menghambur ke pelukannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Shinta
… kamu basah kuyup … nanti kalau kamu sakit bagaimana ?” kata Rama sambil
membelai rambutku yang basah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Tidak
Ram … maafkan aku, aku sudah tahu semuanya. Aku mohon kamu jangan pergi.”
Kataku sambil menangis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Aku
yakin, kamu pasti akan ke sini. Iya … aku juga minta maaf waktu itu aku tidak
hadir di hari spesialmu. Aku benar-benar menyesal.” Kata Rama bersalah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Iya
Ram … aku sudah tahu semuanya. Ehm … aku kan sudah membaca ini.” Kataku sambil
memperlihatkan buku harian Rama. Ramapun segera merebut buku itu dariku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Jadi
kamu sudah tahu …” kata Rama tidak meneruskan kata-katanya. Mukanya merah
menahan malu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Iya
Ram … dan asal kamu tahu, aku juga memiliki perasaan yang sama denganmu.”
Kataku sambil menunduk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> “Dasar
curang …” kata Rama sambil mengacak – acak rambutku dengan gemas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Tiba-tiba
Rama mengecup keningku dan memelukku. Meskipun seluruh tubuhku basah kuyup
akibat kehujanan. Namun aku merasakan sebuah kehangatan yang tak pernah
kurasakan selama ini. Aku percaya, bahwa segala sesuatu yang didasarkan oleh
ketulusan, pasti akan berakhir dengan sejuta keindahan yang tidak mampu
diukirkan oleh sebuah kata-kata. Bagiku, Rama adalah sepercik ketulusan yang
mampu menghadirkan nuansa indah dalam hidupku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Kini,
aku tak takut lagi menyebut getar itu sebagai cinta. Karena Rama telah
meyakinkanku atas perasaan yang tak menentu ini. Dan sampai kapanpun, aku akan
menjaga ketulusan cinta ini, agar tetap terjalin untuk selamanya.</span><o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00750617149441161687noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2099123526925874245.post-21518545400400985212012-11-02T04:59:00.001-07:002014-10-18T06:41:50.893-07:00cerpen budaya/sanggar latifa<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Impact","sans-serif"; font-size: 26.0pt; line-height: 115%;">SANGGAR
LATIFA<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "A Yummy Apology"; font-size: 15.0pt; line-height: 115%;">Oleh :
anna berkarya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Kak
Ana…”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Seorang
gadis cilik berbaju biru yang tengah memakai selendang ungu memanggilku. Dia
bernama Shinta, muridku di Sanggar Latifa ini. Ya, aku adalah seorang pelatih
tari jawa, sekaligus orang yang mendirikan Sanggar ini. Tak luput dari bantuan
temanku, Latifa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Ya
Shinta, ada apa?” ucapku sambil menghampirinya dan membantunya memakai
selendang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Kak,
boleh aku tanya sesuatu sama kakak?” tanya Shinta dengan wajah polosnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Tentu
saja, kamu mau tanya apa sayang?” jawabku sambil membelai rambutnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Kenapa
Sanggar ini diberi nama Sanggar Latifa kak? Bukankah Sanggar ini milik kakak?
Terus, Latifa itu siapa kak?” cerocos Shinta sangat penasaran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Deg…entah mengapa jantungku seperti serasa
ditusuk oleh ribuan jarum. Mendengar nama Latifa disebut, aku tak kuasa menahan
tangisku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Ingatanku
menerawangg pada 5 tahun yang lalu…<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">*****<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Latifa Dyan Sinamba, murid pindahan
dari Batak. Dia memiliki paras yang cantik dan menawan. Ibunya keturunan Arab,
dan ayahnya dari Batak. Latifa sangat pendiam dan wajahnya terlihat sangat
murung. Sekarang Latifa adalah teman sebangku ku. Kami bersekolah di sebuah SMA
negeri di kota Solo. Dan saat ini kami sedang duduk di kelas dua.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Akhir-akhir ini, saat pulang
sekolah, ia selalu terburu-buru. Ketika ku tanyakan penyebabnya, ia selalu
mengelak. Latifa sangat tertutup denganku meskipun aku selalu berusaha menjadi
sahabat yang baik untuknya. Hal ini terjadi berulang-ulang kali. Karena
penasaran, aku mengikuti Latifa dari belakang saat pulang sekolah. Aku terkejut
ketika Latifa masuk ke sebuah sanggar tari jawa. Aku menunggunya hingga ia
selesai. Setelah ia keluar dari sanggar, aku menghampirinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> “Latifa…kamu belajar tari jawa?” tanyaku
dengan keras.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Latifa
menengokke kanan dan kiri dengan cemas. Aku semakin bingung dengan tingkah
Latifa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Sssstt..kamu
kalau ngomong jangan keras-keras dong?” ucap Latifa setengah berbisik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Sebenarnya
ada apa sih Fa?” tanyaku semakin penasaran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Oke,
aku akan menceritakan semua sama kamu, tapi kamu janji ya jangan bilang hali
ini sama orang tuaku.” Pinta Latifa dengan wajah memelas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Jadi,
orang tua kamu enggak tau tentang hali ini?” tanyaku lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Huuufh..iya
An, aku tidak pernah bilang orang tuaku kalau aku ikut sanggar tari. Orang
tuaku tidak pernah setuju jika aku menjadi penari tradisional. Ayahku selalu
menentangku. Ayahku bilang bahwa menjadi penari tradisional itu tidak mempunyai
masa depan.” Jawab Latifa sedih.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Dari
sinilah aku mulai kagum pada pendiriannya untuk tetap menekuni seni daerah
meskipun ditentang oleh orang tuanya.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">*****<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Hari-hari berikutnya, Latifa mulai
terbuka kepadaku. Dia banyak bercerita tentang kecintaanya pada tari jawa. Dari
situlah aku mulai mengenal seluk beluk tari tradisional yang mulai menumbuhkan
minatku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Ana,
tahukah kamu, sekarang minat remaja pada tari daerah mulai memudar seriring
dengan berjalannya waktu.” Kata Latifa pada suatu hari sepulang sekolah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Ya,
kamu benar. Mereka lebih suka tari modern daripada tari tradisional.” Ucapku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Padahal,
tari jawa mempunyai daya tarik khusus lho?” kata Latifa meyakinkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Benarkah?
Apa itu?” tanyaku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Jika
kita belajar tari jawa, kita bisa melatih kesabaran dan emosi jiwa kita. Tari
jawa sering disebut dengan ‘beksa’ yang artinya esa/satu. Maksudnya, orang yang
tengah menari jawa haruslah benar-benar menuju suatu tujuan, yaitu
menyatukan/meluluhkan jiwanya dalam setiap gerakan tari. Sehingga tercipta
gerakan tari yang indah dan selaras dengan gending gamelan. Jadi, menari itu
membutuhkan konsentrasi yang tinggi dan bisa mengasah otak kita.” Jelas Latifa
panjang lebar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Latifa,
kamu hebat. Padahal kamu bukan asli orang jawa, tetapi kamu tau jauh lebih
banyak daripada aku.” Pujiku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Ana..Ana..
kalau kita mau menekuni tari jawa, enggak harus asli orang jawa kan? Kamu tahu
Sulistyo, dia adalah penari jawa yang terkenal. Salah satu murid terbaiknya itu
berasal dari Jepang yang bernama Michi Tomioka.” Lanjut Latifa.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">*****<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Tak terasa satu tahun berlalu, kami
sering menghabiskan waktu bersama. Aku pun mulai rajin berlatih tari jawa di
sanggar bersama Latifa. Pada pertengahan kelas tiga, aku mulai mengurangi
frekuensi berlatihku di sanggar tersebut karena ingin fokus pada ujian. Tapi
tidak dengan Latifa, hampir setiap hari sepulang sekolah ia berada di sanggar
tersebut, sampai akhirnya malapetakapun datang….<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Aku
terbangun dari tidurku karena terkejut mendengar pintu rumahku yang diketuk
dengan keras. Kulihat jam weker menunjukkan pukul 01.00 WIB. Siapa yang bertamu
malam-malam begini, pikirku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Ana,
tolong aku.” Aku kaget setengah mati melihat wajah latifa. Mukanya memar dan
berwarna biru. Air mata membanjiri di sudut matanya. Kulihat ia juga membawa
koper besar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Latifa?
Apa yang terjadi? Kataku setengah berteriak karena panik melihat keadaannya.
Orang tuaku pun ikut terbangun karenanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Latifa
hanya diam dan terus menangis, ia benar-benar merasa ketakutan. Lalu kupeluk
dia erat-erat, aku ikut menangis merasakan penderitaanya. Aku membawanya ke
kamarku. Ku obati lukanya dan menyuruhnya untuk beristirahat. Saat itulah ia
bercerita bahwa Ayahnya memergoki ia sedang berada di sanggar. Ayahnya sangat
marah dan memukulinya. Aku berbicara pada orang tua ku tentang masalah Latifa.
Orang tuaku memakluminya dan mengijinkan Latifa tinggal disini untuk sementara
waktu.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">*****<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Pada pukul 05.00 WIB, lagi-lagi kami dikejutkan oleh
suara pintu yang diketuk sangat keras. Ayahku yang terbangun duluan untuk
membukakannnya. Aku mengikutinya di belakang, dan Latifa berjalan disampingku.
Setelah pintu dibuka, berdirilah sesosok Pria berbadan tegap dengan raut wajah
yang murka. Ya, dia adalah Harun Sinamba, ayah Latifa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Oh,
jadi disini kamu bersembunyi! Ayo pulang! Bikin malu keluarga!” bentak Pak
Harun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Aku
tidak mau pulang!” kata Latifa sambil bersembunyi di belakangku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Pak Harun langsung menerobos masuk kerumahku dan
menarik paksa tangan Latifa. Ayahku mencoba menenangkan amarah Pak Harun,
tatapi dia justru mendorong Ayahku hingga jatuh. Aku dan ibu membantu Ayah
berdiri. Pak Harun menyeret Latifa ke mobilnya. Aku berusaha mengejar Latifa,
tetapi Ayah menghalanginya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Ini
bukan urusan kita Ana, biarkan mereka sendiri yang menyelesaikannya.” Kata
beliau bijak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Ya
Allah, semoga tidak terjadi apa-apa dengan temanku, Latifa.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">*****<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Setelah kejadian tadi malam, aku
tidak pernah bertemu dengan Latifa. Sudah 1 minggu lebih dia tidak berangkat,
saat aku berkunjung ke rumahnya, pembantunya bilang dia sedang pergi bersama
Ayahnya. Aku semakin khawatir dengan latifa, padahal seminggu lagi kami akan
mengikuti UAN. Aku tidak kehabisan akal, besoknya lagi aku menemui guru TU (Tata
Usaha) untuk menanyakan perihal Latifa. Ternyata di dalam buku, Latifa sudah
tercatat pindah sekolah. Aku lemas seketika.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">*****<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Beberapa
bulan kemudian…<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Aku
berhasil mengikuti tes SNMPTN, akhirnya aku diterima di sebuah Universitas
Negeri di Solo dengan jurusan sastra Inggris.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Ketika
sedang beristirahat di taman rumahku, aku dikagetkan dengan datangnya pos
surat. Aku berdiri mematung ketika kulihat sebuah nama pengirim yang tertera
dalam surat tersebut. LATIFA. Aku menitikan air mata haru, segera ku buka surat
tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Dear Ana….<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Hidupku bagai burung dalam sangkar
berjeruji besi. Meskipun mempunyai sayap, aku tak mampu mengepakkannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Aku rindu akan hangatnya mentari yang
slalu menyinariku setiap pagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Aku tak ubahnya katak yang terperangkap
dalam tempurung. Gelap, sunyi, bahkan untuk bernafaspun aku sesak. Aku ingin
seperti ombak bebas yang menari di luasnya lautan.andai bintang yang pekat itu
dapat bersinar lagi…<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Aku
menangis membaca sepenggal surat dari Latifa. Aku bisa merasakannya. Dia
benar-benar tersiksa dengan kehidupannya. Aku meneruskan membaca surat Latifa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Ana, kudengar kamu berhasil masuk ke
fakultas sastra inggris. Selamat ya, aku bangga padamu. Sekarang aku berada di
Jakarta. Ayahku memaksaku untuk masuk ke fakultas kedokteran. Sebenarnya aku
sangat tersiksa. Ana, aku membeli sebuah rumah di solo, aku mohon dirikanlah
sebuah sanggar tari di rumah itu. Jadilah pelatih tari jawa untuk semua orang
yang berminat pada tari jawa. Aku mohon, wujudkanlah cita-cita yang tak mampu
ku wujudkan sendiri. Terima kasih atas kebaikanmu selama ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Latifa Sinamba<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Aku
kembali meneteskan air mata. ternyata selama ini dia masih memikirkan nasib
tari jawa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Bebrapa
hari kemudian, aku pergi ke alamat rumah yang sudah dibeli oleh Latifa.
Letaknya tidak terlalu jauh dari kampusku. Aku bisa bekerja di sanggar setelah
pulang dari kampus. Setelah mengatur dekorasi sedemikian rupa, akhirnya aku
meresmikan sanggarku yang ku beri nama “Sanggar Latifa”. Agar aku selalu
teringat perjuangan Latifa selama ini.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">*****<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Sanggarku mulai ramai dipenuhi
anak-anak SD yang ingin berlatih tari jawa, diantaranya adapula remaja-remaja
yang berlatih disini. Karena banyaknya murid, aku mempekerjakan para remaja
yang sudah mahir untuk membantuku. Latifa pasti akan senang mendengar perkembangan
ini. Aku menelpon Latifa untuk memberitahunya, dia senang tapi suaranya
terdengar sangat frustasi. Akhirnya ia bercerita bahwa ia akan dijodohkan
dengan pemuda pilihan Ayahnya yang tidak ia kenal. Aku berusaha memberikan ia
motivasi untuk tetap sabar dan kuat. Tetapi ia justru menangis dan menutup
telepon dariku. Sejak saat itu, Latifa tidak dapat dihubungi lagi. Aku menjadi
cemas.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">*****<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Setelah berbulan-bulan tidak
mendengar kabar dari Latifa, aku memutuskan untuk menemuinya di Jakarta. Aku
ditemani saudara laki-lakiku Eric. Ayahku yang baik hati rela meminjamkan
mobilnya pada kami agar disana kami tidak mengalami kesulitan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Sesampainya
di Jakarta, aku dan Eric mencari rumah Latifa. Setelah seharian kami mencari
alamat Latifa, akhirnya kami menemukannya. Saat tiba di rumah Latifa, hari
sudah sore. Akupun mengetuk pintu
rumahnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Assalamualaikum.”
Ucapku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Waalaikum
salam.” Jawab seseorang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Begitu
pintu dibuka, aku melihat Pak Harun. Dia berdiri tegang. Sepertinya kaget akan
kehadiranku yang tiba-tiba. Aku berfikir, dia akan mengusirku. Tetapi…<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Ana,
sudah lama sekali Latifa tidak bertemu denganmu. Dia sangat merindukanmu. Bapak
benar-benar merasa bersalah atas keadaannya.” Kata Pak Harun sambil memelukku.
Dia menangis. Aku benar-benar bingung. Sebenarnya apa yang terjadi dengan
Latifa? Kenapa dia merasa bersalah atas keadaannya? Oh, Latifa apa lagi yang
sedang menimpamu?<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">*****<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Aku masih terpaku pada sosok wanita
di depanku. Dia memakai baju biru, seragam dengan kawan-kawannya. Rambutnya
tergerai tak beraturan. Badannya kurus kering. Ia meracau sendiri. Kadang ia
berteriak, kadang ia menangis. Aku mendekatinya. Kebelai rambutnya perlahan.
Aku tak kuasa membendung tangisku. Aku memeluknya, tetapi wanita itu meronta
ingin melepasnya. Aku didorongnya hingga terjatuh. Pak Harun dan Eric
membantuku berdiri. Aku segera berlari dari ruangan tersebut sambil bercucuran
air mata. Aku tak pernah berfikir, ketika Pak Harun bilang akan membawaku ke
tempat tinggal Latifa. Aku tak menyangka ternyata disini Latifa tinggal. Di
sebuah rumah sakit jiwa. Dan wanita yang tadi kutemui adalah Latifa Sinamba,
sahabatku yang sangat kusayangi.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">*****<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Kak
Ana?” kata gadis kecil yang dari</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">tadi
menungguku berbicara. Aku tersadar dari lamunanku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Eh..
iya Shinta, maaf kakak melamun. Jadi, kamu mau tahu siapa Latifa?” kataku<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Tentu
saja kak.” Jawab Shinta penasaran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">“Latifa
adalah seorang wanita yang berjuang untuk mewujudkan mimpinya. Mimpi seorang
Latifa hanyalah mimpi yang sederhana. Ia ingin menghidupkan suatu budaya yang
semakin rapuh seiring berjalannya waktu. Meskipun akhirnya ia harus menyerah
akan tangguhnya batu yang menghalanginya untuk berpijak. Namun, ia telah
membuka mata hati bagi orang-orang di sekelilingnya, bahwa terkadang hidup tak
sesuai dengan apa yang kita impikan. Dan kehendak yang terlalu dipaksakan akan
berbuah menyakitkan.”<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">*****<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><br /></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00750617149441161687noreply@blogger.com2